Selasa, 01 Mei 2012

komunikasi dalam konseling

KOMUNIKASI DALAM KONSELING


                              


Oleh:
 Sari Asriani

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TAHUN 2011/2012


                                                           


KOMUNIKASI DALAM KONSELING
Konseling pada dasarnya melibatkan komunikasi antara dua pihak, yaitu konselor dan klien yang berlangsung dalam situasi konseling. Keberhasilan konseling sangat ditentukan oleh keefektifan komunikasi diantara partisipan konseling, yaitu konselor, klien dan pihak lain yang terkait. Salah satu keterampilan yang diperlukan oleh konselor adalah keterampilan berkomunikasi secara dialogis khususnya dengan klien. Komunikasi biologis pada dasarnya merupakan salah satu bentuk komunikasi interaktif antara satu pihak dengan pihak lain melalui penciptaan suatu situasi dalam upaya untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam pembuatan keputusan secara tepat.
Komunikasi itu merupakan landasan bagi berlangsungnya suatu konseling, dan dapat juga diartikan sebagai suatu proses pembinaan informasi antara dua orang manusia atau lebih dengan menggunakan simbol-simbol bersama. Komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai saling pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima. Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima unsur yaitu pemberi, pesan, media, penerima, dan umpan balik.
A.      KETERAMPILAN-KETERAMPILAN KOMUNIKASI
1.      Penghampiran
Dapat dikembangkan dengan berbagai cara:
a.       Ungkapan salam dan sapaan yang penuh sopan, dengan nada suara yang baik
b.      Penampilan diri dengan postur fisik yang meyakinkan.
c.       Gerakan fisik yang disertai dengan perhatian secara menyeluruh.
d.      Pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang sederhana dan penuh perhatian, disertai dengan sikap yang menunjukan bahwa kehadiran konselor sebagai suatu yang akan memberikan makna bagi klien.
e.       Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat sesuai dengan situasi dan topik bahasan.
f.       Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian.
2.      Empati
Keterampilan empati dapat dilakukan dengan memberikan respon dalam bentuk:
a.       Sikap menerima dan memahami ungkapan klien
b.      Memberikan perhatia yang mendalam terhadap ungkapan klien.
c.       Pernyataan yang mengambarkan ungkapan suasana persaan yang diungkapkan.
d.      Memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu.
3.      Merangkumkan
Dapat dilakukan dengan cara:
a.       Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan ungkapannya secara lengkap.
b.      Menunjukan sikap memberikan perhatian dan menyimaknya dengan penuh perhatian.
c.       Membuat catatan-catatan seperlunya untuk merangkum pebicaraan .
d.      Pada akhirnya klien menyampaikan ungkapannya, konselor memberikan respon dalam bentuk menyampaikan rangkuman pembicaraan.
4.      Bertanya
Dapat dikembangkan dengan cara:
a.       Perhatikan suasana konseling dan klien.
b.      Kuasai materi yang berkaitan dengan pertanyaan.
c.       Ajukan pertanyaan dengan cara yang jelas dan terarah, serta tidak keluar dari topik pembahasan.
d.      Segera berikan respon balikan terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan, dengan sikap yang baik dan empatik.
5.      Kejujuran
Ada empat kondisi yang harus diperhatikan:
a.       Ungkapan perasaan yang sebenarnya.
b.      Kejadian tertentu yang membuat persaan itu.
c.       Alasan mengapa berperasaan seperti itu.
d.      Pengaruh persaan itu terhadap kegiatan selanjutnya.
6.      Asertif
Keterampilan asertif mencakup keterampilan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dengan cara jujur dan sopan, dan menghargai hak asasi orang lain. Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui ungkapan nonverbal dan verbal.
7.      Konfrontasi
Keterampilan konfrontasi merupakan cara konselor untuk membetulkan titik perbedaan atau pertentangan dalam situasi sebagai berikut:
a.       Perbedaan antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan klien.
b.      Perbedaan antara apa yang telah dikatakan seseorang dengan apa yang dilaporkan orang lain tentang dia.
c.       Perbedaan antara apa yang dikatakan dengan apa yang nampak.
8.      Pemecahan masalah
Ada tujuh tahapan  yang dapat ditempuh dalam pemecahan masalah:
a.       Menjajaki masalah
b.      Memahami masalah
c.       Membatasi masalah
d.      Menjabarkan alternatif
e.       Mengevaluasi alternatif.
f.       Memilih alternatif terbaik
g.      Menerapkan alternatif
B.       KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi antar pribadi merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara dua atau diantara orang-orang dalam kelompok kecil melalui satu saluran atau lebih, dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik. Komunikasi antar pribadi memungkinkan terjadinya interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan klien.
Prinsip-prinsip komunikasi antar pribadi:
1.      Kita tidak mungkin terhindar dari kehidupan tanpa komunikasi.
2.      Semua komunikasi merujuk kepada isi dan hubungan diantara partisipan.
3.      Komunikasi tergantung pada pertukaran antar partisipan atas dasar kesamaan sistem tanda dan makna.
4.      Setiap orang berkomunikasi menggunakan rangsangan dan respon berdasarkan sudut pandangannya sendiri.
5.      Komunikasi antar pribadi dapat merangsang timbulnya Saling meniru atau saling melengkapi prilaku antara individu satu dan yang lainnya.
1.    Persepsi Dalam Komunikasi Antar Pribadi
Persepsi adalah proses individu menjadi sadar dan memberi makna terhadap objek dan peristiwa diluar dirinya melalui bernacam alat indera. Persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a)      Harapan individu
b)      Kesan pertama
c)      Kesan kelompok
d)     Derajat kesamaan prilaku orang lain
e)      Konsistensi prilaku dalam berbagai situasi
f)       Motivasi internal dan eksternal
2.    Menyimak Dalam Komunikasi Antar Pribadi
Menyimak merupakan keterampilan yang sangat diperlukan dalam proses komunikasi antar pribadi. Fungsi menyimak dalam komunikasi antar pribadi adalah sebagai bentuk memeperoleh: rasa senang, informasi dan bantuan.
Menyimak yang efektif dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)      Berhenti bicara
2)      Tempatkan pembicara dengan mudah
3)      Bereaksi secara baik
4)      Kosentrasi pada apa yang sedang dibicarakan
5)      Jangan terlalu tergesa-gesa memberikan tafsiran
6)      Berbagi tanggung jawab dalam komunikasi
7)      Ungkapan dengan cara yang benar
8)      Meyatakan pemahaman
9)      Mengajukan pernyataan
10)  Bersikap secara baik
3.    Keefektifan Komunikasi Antar Pribadi
Keefektifan komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1)      Keterbukaan
2)      Empati
3)      Mendukung
4)      Positif
5)      Keseimbangan
6)      Percaya diri
7)      Kesegaran
8)      Manajemen
9)      Pengungkapan
10)  Orientasi kepada orang lain
C.      MEMBUKA DIRI
Membuka diri merupakan hal yang penting dalam mewujudkan komunikasi antar pribadi secara efektif. Membuka diri merupakan tindakan dengan menunjukan diri sendiri sehingga membuat oleh orang lain jadi mengenal diri sendiri. Suatu tindakan dapat disebut membuka diri apabila memilki karakteristik :
1)      Diri sendiri sebagai isi
2)      Disengaja
3)      Diarahkan kepada orang lain
4)      Jujur
5)      Membuka pikiran
6)      Berisi informasi yang tidak terdapat dalam sumber lain
7)      Berlangsung dalam suasana keakraban
Membuka diri dilakukan dengan berbagai alasan antara lain :
1)      Katarsis
2)      Klarifikasi diri
3)      Validasi diri
4)      Pertukaran
5)      Pembentukan impresi
6)      Pemeliharaan dan peningkatan hubungan
7)      Kontrol sosial
8)      Manipulasi
D.      KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KONSELING
Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu unsur kompetensi konselor dalam melaksanakan konseling baik individual maupun kelompok. Komunikasi non-verbal merupakan bentuk komunikasi yang ikut mewarnai corak konseling sebagai suplemen komunikasi verbal.¹
Gazda et al (1977) yang dikutip oleh george dan cristiani (1981) membagi komunikasi nonverbal dalam empat kategori, yakni:
1.      Prilaku Komunikasi  Nonverbal Dengan Mempergunakan Waktu.
Yakni sikap seseorang dalam mempergunakan waktu, apakah tepat atau terlambat berhubungan dengan kehadiran seseorang atau sebagai reaksi dari cara berkomunikasinya. Demikian pula cara seseorang dalam mempergunakan sejumlah waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain menunjukan ada arti tersendiri dibelakangnya.
2.      Prilaku komunikasi nonverbal dengan mempergunakan badan.
Hal ini dilakukan dengan :
1)      Kontak melalui mata
2)      Mata
3)      Kulit
4)      Ekspresi muka
5)      Gerakan pada tangan dan lengan
6)      Postur
7)      Melukai atau memprlihatkan anggota badan
8)      Gerakan yang diulang-ulang
9)      Sentuhan
10)  Tanda-tanda
3.      Prilaku Komunikasi Nonverbal Dengan Nada Suara.
Dilihat dari :
1)      Tekanan pada suara
2)      Kecepatan dalam ucapan
3)      Kekuatan suara
4)      Cara mengucapkan kata
4.      Prilaku Komunikasi Nonverbal Dengan Mempergunakan Lingkungan.
1)      Menjauh kalau seseorang mendekat atau sebaliknya
2)      Pengaturan lingkungan fisik
3)      Pakaian
4)      Posisi dalam ruangan
Dalam kegiatan konseling, perilaku nonverbal  yang diperlihatkan klien penting sekali diperhatikan. Acap kali hal ini bisa menjadi petunjuk penting, menjadi bahan informasi untuk proses wawancara atau konseling lebih lanjut.
Johnson (1972) mengidentifikasi ciri-ciri  nonverbal sebagai sarana komunikasi yaitu:
1)   Nada suara lemah lembut berarti ada kehangatan dan begitu juga sebaliknya
2)   Senyuman dan menaruh perhatian sebagai tanda adanya sikap hangat
3)   Anggukan kepala/badan, relaks seabagai tanda kehangatan
4)   Tatapan mata secara langsung sebagai tanda adanya kehangatan dan sebaliknya adalah mengelak  bertatapan muka
5)   Sentuhan halus adalah tanda adanya  sikap hangat dan sebaliknya
6)   Gerakan tubuh dengan aba-aba terbuka dan menyambut mengandung arti  senang
7)   Gerakan yang mempersempit jarak  yang juga menandakan kehangatan
Perilaku nonverbal juga diperlihatkan oleh konselor  dan mempengsruhi kese;uruhan kegiatan konseling. Kehadiran konselor secara fisik yang berpengaruh terhadap klien dalam kegiatan konseling, disebut  sebagai “attending behaviour”. Menurut egan (1975), faktor-faktor “attending behaviour” adalah:
a.       Kontak mata. Kontak mata dengan klien harus sewajarnya dan dipertahankan dengan baik.
b.      Sikap tubuh terbuka. Menunjukan ada perhatian dan melibatkan diri dalam percakapan dan masalah klien.
c.       Menghadapi klien dengan tulus hati.
d.      Sedikit membungkukan badan kedepan yang juga sebagai tanda keterlibatan dalam masalah klien.
e.       Perlihatkan posisi yang wajar dan tenang. Sebagian besar klien memasuki ruangan dengan tegang dan cemas, oleh karena itu konselor harus bersikap wajar dan tenang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Surya, Muhammad, Psikologi Konseling,Bandung : CV Pustaka Bani Quraisy,2003
Gunarsa, Singgih, Konseling Dan Psikoterapi, Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1992
 
























1 komentar:

  1. Betway online casino | Kadang Pintar
    Betway Online 카지노사이트 Casino, Casino, Live Dealers, Casino & Games. Deposit and Withdraw winnings kadangpintar instantly 인카지노 and instantly. Withdrawal fast!

    BalasHapus